Malam demi malam, Mawar terbagi antara dua pria. Siang hari, ia menyerahkan tubuhnya pada Rudi, merasakan kontolnya yang sabar membawanya ke puncak kenikmatan berulang kali, diakhiri dengan pelukan hangat yang penuh cinta. Namun saat matahari tenggelam, Doni menanti dengan apartemen mewah, lingerie mahal, dan seks yang kasar—rudalnya yang tebal memenuhi lobangnya, tapi selalu meninggalkannya kosong setelah semburan egois di payudaranya. Ketika Doni memperkenalkan Dewi dan Rio, teman-temannya yang liar, Mawar terjerumus lebih dalam—tukar pasangan, desahan asing di sampingnya, dan godaan yang makin sulit ia tolak. Tapi sampai kapan ia bisa menari di tepi jurang ini?
Sebuah malam mengubah segalanya. Di atas ranjang Doni, saat Mawar tenggelam dalam birahi, ia merasa sentuhan asing di lobang pantatnya—Rio, dengan kontolnya yang tegang, mencoba masuk tanpa permisi. Kemarahan meledak dalam dirinya, menghentikan segalanya, dan ia lari dari dunia yang kini terasa jijik itu. Doni memohon maaf, bahkan datang dengan orang tuanya untuk melamar, menawarkan pernikahan di tanggal 4 April 2025 yang disambut suka cita oleh keluarga Mawar. Tapi di balik senyum paksaannya, hati Mawar bergetar—ia tahu ada Rudi, pria yang tak pernah menyerah padanya, menunggu di kontrakan sederhana dengan cinta yang tak ternilai harta. Akankah ia menyerahkan hidupnya pada kemewahan Doni, atau kembali pada pelukan yang memanggilnya pulang?
Dua hari sebelum pernikahan, Mawar mendatangi Rudi untuk terakhir kalinya. Dengan air mata dan kejujuran penuh, ia mengaku—dari pertama kali ngeseks dengan Doni hingga malam liar bersama empat orang, sampai lamaran yang ia terima demi keluarga. “Ini seks perpisahan,” katanya, menyerahkan tubuhnya tanpa pil KB, meminta Rudi buang di dalam sebagai kenangan. Tapi jawaban Rudi bukan kemarahan—ia memeluk Mawar, tetap mencintainya apa adanya, bahkan siap menerimanya kembali kapan saja. Di malam terakhir sebelum hari besar, Mawar merenung—antara Doni yang egois dan Rudi yang tulus, antara harta dan hati. Pilihan apa yang akan ia ambil, dan apakah Mawar Merah ini benar-benar milik seseorang yang ia pikirkan selama ini?
Memang ku tak mampu belikan dia perhiasan
Tak pernah, atau memberi kemewahan
Tapi ku yakin dia bahagia tanpa itu semua
Walau memang dirimu bernasib baik, bapak lo kaya
Yang selalu kau andalkan untuk mendapatkannya
Percuma kau dekati dia, karena cintanya pasti untukku
Ay ya ya ya simpan saja uangmu
Ay ya ya ya bawa pergi Mercy-mu
Ay ya ya ya enyahlah dari bunga mawarku
Enyahlah dari mawar merahku
Karena dia milikku
Contents:
Awal Kenal Rudi—1
Pertemuan dengan Doni—13
Kejutan buat Rudi—23
Doni Pamer Kekayaan—33
Mawar yang Tumbuh Liar—43
Terbawa Suasana dengan Doni—53
Dua Dunia Mawar—63
Tangan Rio yang Nakal—73
Malam Pertama Tukar Pasangan—83
Rutinitas Tukar Pasangan dan Penolakan—93
Pengakuan, Perpisahan, dan Keputusan—101