Buku ini merupakan catatan dari ragam peristiwa seorang anak dengan ibunya, dari mulai sakit, wafat dan masa-masa setelah pemakaman. Kumpulan ingatan yang menjadi kerinduan. Kisah kecil yang pada awalnya ditulis bukan untuk dibaca, hanya sekedar luapan kesedihan.
Inilah kenapa, buku ini cukup laik dibaca, sebagai cermin yang memantulkan hubungan kita dengan ibu kita. Banyak orang menyesal karena tak sempat meminta maaf, menuntun atau bahkan memijat ibunya. Buku ini, semoga bisa menjadi cermin yang dapat menghindarkan kita dari penyesalan. Karena isi buku ini tidak sekedar soal rindu, tapi juga penyesalan yang dibawa seorang anak hingga saat ini.
Muhammad Afiq Zahara, menghabiskan hampir seluruh masa pendidikannya di pesantren, khususnya Pondok Pesantren Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen.