Doa yang Tak Pernah Dikabulkan
Kuhusu kitabu pepe hiki
Penulisan novel ini adalah buah dari perjalanan panjang, tidak hanya dalam proses kreatif, tetapi juga dalam pencarian makna yang lebih dalam tentang kehidupan. Setiap karakter yang dihadirkan, setiap konflik yang dituliskan, adalah refleksi dari kenyataan yang kerap kita hadapi. Kiranya novel ini bisa menjadi cermin bagi pembaca, mengajak merenungi setiap liku kehidupan dengan hati yang lebih lapang.
Saya berharap, dengan terbitnya novel ini, para pembaca dapat menemukan secercah hikmah, merasakan ketegangan yang membangun, serta ikut larut dalam emosi yang disampaikan. Semoga novel ini bisa menjadi teman perjalanan bagi siapa pun yang sedang mencari makna di balik doa-doanya yang belum terjawab.
Ukadiriaji na maoni
Kuhusu mwandishi
Sejak 1999, saya mendedikasikan diri dalam pemberdayaan dan pengembangan sumber daya manusia. Bagi saya, manusia bukan sekadar entitas produktif, tetapi jiwa yang perlu diberdayakan agar tumbuh menjadi pribadi yang bermartabat dan memberi manfaat bagi sesama. Keyakinan ini yang terus membimbing langkah saya dalam membangun karakter, kepemimpinan, dan kesadaran diri.
Perjalanan saya telah membawa saya ke berbagai sektor: korporasi, institusi pendidikan, komunitas sosial, hingga pemberdayaan berbasis spiritual. Dari perusahaan multinasional hingga pesantren, dari ruang seminar hingga lapangan tempat para pemuda ditempa menjadi pemimpin. Saya percaya bahwa pembangunan karakter dan kepemimpinan sejati harus berakar pada kesadaran spiritual dan tanggung jawab sosial.
Saat ini, saya terus berkontribusi melalui PT Tatadaya Insan Mandiri, di mana saya mengembangkan metode pelatihan yang menghubungkan kompetensi dengan kesadaran diri. Saya juga aktif dalam Yayasan Wiyata Insan Kamil dan Yayasan Insan Pelopor Utama. Disamping itu bersama-sama tim mengembangkan pendidikan berbasis pesantren di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat. Melalui platform ini, saya berusaha menginspirasi dan membimbing generasi muda agar memiliki jiwa kepemimpinan, integritas, dan kemandirian.
"Belajar Dadi Wong Bener" bukan sekadar motto, tetapi prinsip hidup yang saya bawa dalam setiap langkah. Menjadi benar bukan hanya soal kecerdasan dan keterampilan, tetapi juga keberanian untuk memberi manfaat bagi kehidupan.
