Namun tak semua orang mampu merangkainya dalam kata. Maka buku ini mencoba menjadi suara bagi rasa yang sering kali hanya tinggal di dalam dada—rasa yang tak sempat terucap, tapi begitu kuat menuntun hidup kita hingga hari ini.
Apabila kamu pernah menatap mata orang tuamu dan melihat dunia di sana—maka kisah ini akan menjemputmu pulang.
Pulang ke kenangan.
Pulang ke sepenggal masa lalu.
Pulang ke pelukan yang selalu menunggu, meski tak pernah meminta.
Inilah kisah tentang “Bapak, Rumah Terkuat”—rumah yang tak dibangun dari batu bata, tapi dari keteguhan jiwa, tangan yang tak kenal lelah, dan cinta yang tak pernah pensiun.
Sebuah rumah tempat kita berteduh, bahkan ketika hidup terasa terlalu berat.
Karena sesungguhnya, ayah adalah rumah yang berdiri paling sunyi, tapi menyangga paling banyak.
Sarinah Ozzora, seorang anak sulung dari keluarga sederhana yang dibesarkan di desa. Ia tumbuh dalam hangatnya cinta dua orang tua yang luar biasa, seorang bapak yang menjadi guru kehidupan dan mama yang menjadi pelita dalam setiap doa. Lulusan Magister Perikanan dari Universitas Mulawarman ini dikenal sebagai sosok yang gigih, reflektif, dan penuh cinta terhadap keluarga, pendidikan, dan alam. Selain mengabdi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), ia juga aktif menulis dan menjadi penggerak edukasi di bidang perikanan berkelanjutan.