terukir dalam sosok Mbok Lintrik. Dahulu, desa ini adalah
tempat berdirinya Padepokan Ular Hitam, sarang para
dukun hebat. Tragedi tahun 1942 mengubah segalanya ketika
tentara Nippon membakar habis padepokan, namun tanpa
mereka sadari, seorang wanita bernama Darsih selamat. Dengan
kekuatan supranatural warisan padepokan, Darsih bertahan
hidup, dibantu oleh jin-jin pegangannya. Ia sempat menyimpan
dendam dan berambisi mencari pusaka untuk membalas
perbuatan tentara Nippon, namun upayanya gagal. Akhirnya, ia
memilih mengubur pusaka-pusaka itu dan meninggalkan dunia
perdukunan.
Seiring berjalannya waktu, Darsih menjelma menjadi
Mbok Lintrik, tetua Desa Kumitir yang dihormati. Perawakannya
yang renta, langkah pincang, dan mata yang mulai rabun tak
mengurangi kebaikannya. Ia dikenal ramah, hafal setiap
penduduk desa, dan bahkan dijuluki Mbok Babad Alas atas
sambutan hangatnya kepada para pendatang. Namun, di balik
sosok kebaya dan sanggul putihnya, tersimpan misteri masa lalu
yang tak terungkap.
Salah satu misteri yang menyelimuti Kumitir adalah
urban legend tentang tali sukma. Kisah tentang orang-orang yang
tiba-tiba kehilangan kewarasan, seolah sukma mereka terlepas
dan terikat di suatu tempat, menjadi buah bibir yang
menakutkan. Berbagai macam kejadian aneh itu mulai muncul
ketika bulan purnama merah memperlihatkan wajahnya. Konon
bulan purnama selalu menyimpan dendam yang tak terbalaskan,
itu yang disampaikan oleh Mbok Lintrik. Keberadaan Mbok
Lintrik yang misterius, menambah tebal aura magis dan tak
terpecahkan yang melingkupi Desa Kumitir hingga kini.
***