kecilnya ditentukan oleh bagaimana seseorang memahami
kehidupan yang dijalaninya. Ada orang yang belajar menerima apa
adanya. Tidak jarang, banyak orang justru tidak bisa dan tidak
mampu menemukan hikmah apa yang selalu mengiringi
kesehariannya.
Maka tidak salah, bahwa hidup adalah ruang belajar yang
sangat nyata. Semua yang kita dapat, bukan saja akan terlewat
berbagai pelajaran di dalamnya jika tidak diambil hikmah,
melainkan juga menjadikan kita semakin tidak tahu tujuan hakiki
dari apapun yang kita alami.
Ada orang yang memang benar-benar susah. Bangun pagi
mereka harus berpikir bagaimana mereka akan makan dan
menjalani kehidupannya. Golongan ini juga terbagi dua. Ada di
antara mereka yang gemar mengeluh. Ada pula yang menerima
apa adanya dan mereka menikmati apa yang ada dengan
sempurna. Mereka yang gemar mengeluh, tidak paham bahwa
setiap hari orang mengetahui kondisi hidup yang sedang dijalani,
yang seharusnya tidak perlu dikeluhkan.
Sulaiman Tripa, lahir di Panteraja, 2 April 1976. Sedang terus belajar menulis, dan selama ini menulis sejumlah artikel baik untuk suratkabar, jurnal, dan laman. Sudah menulis sejumlah buku. Sejak tahun 2006, mengajar mata kuliah Hukum dan Masyarakat pada Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Sejak 2010 mengelola Sikula Merangkai Kata –komunitas yang membantu mereka yang sama-sama ingin belajar menulis bersama. Menulis setiap hari untuk blog kupiluho.wordpress.com. Sehari-hari aktif di ruang Kanun Jurnal Ilmu Hukum dan Satuan Jaminan Mutu Fakultas.