Adapun Rustam, bujang lapuk yang benih cintanya terhadap Latifah kian tumbuh dan merekah seiring usianya. Namun terlalu lama ia memutuskan untuk bungkam, meskipun cintanya pada Latifah lebih nyaring daripada jerit kereta malam, pun lebih panjang daripada relnya.
Tapi bukankah cinta tak pantas dibelenggu? Akankah takdir mempersatukan mereka dalam ikatan suci?
Buku persembahan Republika Penerbit
[Republika, bukurepublika, Penerbit Republika, romansa islami]
Aguk Irawan MN lahir di Lamongan, 1 April 1979. Setelah bersekolah di MA Negeri Babat, Lamongan, sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Darul Ulum, Langitan, Tuban, ia melanjutkan kuliah di Universitas al-Azhar, Kairo, jurusan Aqidah dan Filsafat, kemudian meneruskan studinya di Institut Agama Islam al-Aqidah, Jakarta.
Penulis dan sastrawan ini telah melahirkan banyak karya dalam bentuk fiksi maupun non fiksi. Selain itu, ia menulis dan menerjemahkan banyak buku agama dari bahasa Arab ke Indonesia. Karyanya berupa puisi, cerita pendek dan esai sastra, agama dan budaya dipublikasikan media massa. Selama di Mesir, ia banyak menerjemahkan karya sastra Arab, dan bersama Mahmud Hamzawie ia menerjemahkan sastra Indonesia ke Arab.
Buku fiksinya yang sudah terbit adalah: Dari Lembah Sungai Nil; Hadiah Seribu Menara; Kado Milenium; Negeri Sarang Laba-Laba; Binatang Piaraan; Liku Luka Kau Kaku; Sungai yang Memerah; Penantian Perempuan; Risalah Para Pendusta; Aku, Lelaki Asing, dan Kota Kairo; Balada Cinta Majenun; Sepercik Cinta dari Surga; Memoar Luka Seorang TKW; Sekuntum Mawar dari Gaza; Dalam Sujud Cinta; Hasrat Waktu; Di Jari Manismu Ada Rindu; Lorong Kematian; Sinar Mandar; Jalan Pulang; Musyahid Cinta; Semesta Cinta; Penakluk Badai; Cahaya-Mu Tak Bisa Kutawar; Haji Backpacker; Air Mata Tuhan; Maha Cinta; Kidung Rindu di Tapal Batas; Patah Hati Terindah: Karena Cinta Adalah Allah; Peci Miring (Novel Biografi Gus Dur).