Namun, industri pangan olahan juga menghadapi berbagai tantangan yang kompleks. Salah satunya adalah kebutuhan untuk memenuhi standar keamanan pangan yang ketat, yang menjadi prioritas utama bagi konsumen dan pemerintah. Selain itu, rantai pasok pangan sering kali melibatkan banyak pihak dan proses yang berbeda, mulai dari petani dan produsen hingga distributor dan pengecer. Setiap tahap dalam rantai pasok tersebut memiliki risiko tersendiri, mulai dari kerusakan produk hingga potensi kontaminasi.
Di sinilah transformasi digital dapat memainkan peran penting dalam membantu industri pangan olahan mengatasi berbagai tantangan tersebut. Dengan memanfaatkan teknologi digital, industri pangan olahan dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi di seluruh rantai pasok. Misalnya, teknologi blockchain memungkinkan pelacakan produk dari hulu ke hilir, sehingga konsumen dapat mengetahui asal-usul dan kondisi produk yang mereka konsumsi.
Dengan adanya teknologi digital, konsumen dapat memperoleh informasi yang lebih transparan mengenai produk pangan yang mereka beli. Selain itu, digitalisasi juga memungkinkan perusahaan untuk berinovasi dalam menciptakan produk-produk baru yang lebih sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen modern. Inovasi produk seperti makanan sehat, rendah gula, atau organik kini dapat dikembangkan dengan lebih cepat berkat teknologi digital yang memungkinkan perusahaan untuk menganalisis data konsumen secara efektif.