Merahnya Langit Gaza
āĻāĻ āĻ-āĻŦā§āĻā§āĻ° āĻŦāĻŋāĻˇā§ā§
Kembali, dentuman senapan api menggelegar di atas langit. Mengoyak ketenangan yang sudah lama hilang di tanah kami. Tanah yang sudah terkenal dengan nama penjara terbesar di dunia, Gaza.
"SayidâĻ Mau ke mana?"
"Meliput demonstrasi di sana," teriakku seraya menunjuk ke arah timur jauh, tempat dentuman senjata api itu bergema.
Bermodalkan gadget yang tak terlalu canggih, yang aku dapatkan dari orang tua dulu, dan sebuah mobil pinjaman yang selalu setia menemani.
Mobil tua ini dengan sekuat tenaga segera aku pacu kembali. Menyusuri setiap bangunan yang sudah tak memiliki bentuk terindahnya.Â
Ketika cintamu hanya berhenti di ujung lidah.Â
Apalah daya, aku hanya bisa mengutarakan cintanya di ujung maut.
āĻ°ā§āĻāĻŋāĻ āĻ āĻĒāĻ°ā§āĻ¯āĻžāĻ˛ā§āĻāĻ¨āĻžāĻā§āĻ˛āĻŋ
āĻ˛ā§āĻāĻ āĻ¸āĻŽā§āĻĒāĻ°ā§āĻā§
Seorang pemuda yang melihat sisi dunia dari sisi kegelapan yang sepi
