Setiap puisi dalam Memoar Waktu adalah cermin dari berbagai fase kehidupanтАФperpisahan yang menggores luka, cinta yang menghangatkan jiwa, perjalanan mencari makna, dan detik-detik sunyi yang mengajarkan tentang arti keikhlasan. Waktu tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga narator yang mengisahkan kembali momen-momen yang pernah kita genggam dan yang perlahan memudar dalam ingatan.
Dengan bahasa yang lembut namun tajam, Memoar Waktu mengajak pembaca menyelami ruang-ruang sunyi di hati, tempat di mana kenangan berbisik dan waktu meninggalkan jejaknya. Ini bukan sekadar kumpulan puisi, melainkan perjalanan melintasi emosi yang pernah singgah dalam hidup kita.
Dalam pusaran waktu yang tak pernah berhenti, apakah kita mampu berdamai dengan kenangan?
Yoakim Lango Ruing yang akrab disapa dengan
nama penanya Aken Ruing. Lahir di Lembata
NTT, tepatnya di Desa Lerahinga tanggal 26
Juli 1996. Pernah menimba ilmu di SDI Lerahiga
Kabupaten Lembata, SMP Sinar Swasembada
Hadakewa-Lembata, SMA Seminari San Dominggo
Hokeng 2014-2016 dan menamatkan SMA-nya di
SMA PGRI Swasthika Lewoleba-Lembata pada tahun
2017. Ia merupakan anak kedua dari keluarga
sederhana yang tumbuh dewasa di Kabupaten
Lembata.
Kiprah Aken Ruing dalam dunia tulis menulis
memang baru dimulai saat di bangku kuliah Filsafat
(STFK) di Ledalero Maumere-Flores Timur, namun
setidaknya sudah munulis Cerita Pendek dan Puisi
yang diselenggarakan LINTANG 2018 dan Forum
Aktifis Menulis (FAM) Indonesia 2019. Dan saat ini
Aken Ruing mulai aktif kembali menulis dengan join
beberapa antologi Cerpen dan Puisi serta menjadi
kontributor artikel.
Contacts person:
Fb: Aken Lango Ruing
Email: [email protected]
Instragram: Aken_ruing