Seri Pusaka Seni Rupa: Seni Patung Indonesia Modern didukung melalui kegiatan Fasilitasi Bidang Kebudayaan oleh Direktorat Jendral Kebudayaan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Buku ini tersedia dalam bentuk Akses Terbuka di bawah lisensi CreativeCommons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.
Lisistrata Lusandiana:
Lahir di Yogyakarta, Lisistrata Lusandiana bekerja sebagai Direktur Eksekutif IVAA sejak tahun 2018. Sebelumnya, pada tahun 2016, ia bekerja sebagai Kepala Program IVAA dan pada tahun 2017 bekerja sebagai Direktur Festival Arsip. Pernah terlibat sebagai peneliti dan asisten kurator dalam Biennale Jogja 2015 ‘Hacking Conflict’ dan menjadi koordinator Biennale Forum, Biennale Jogja ‘Age of Hope’ tahun 2017. Selain itu, ia juga menulis untuk majalah seni budaya, menjadi redaktur majalah Mata Jendela, terlibat dalam beberapa pameran, proyek seni dan penelitian. Lulus dari Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan tesis seputar etnografi backpacker, kajian kritis tentang mobilitas masyarakat dan kosmopolitanisme. Belakangan ini tengah fokus dalam mengembangkan program-program terkait dekolonisasi dan budaya dokumentasi.
Rifda Amalia lulus dari New York University pada tahun 2018 dengan gelar Master of Arts in Museum Studies, setelah sebelumnya memperoleh gelar Sarjana Seni dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 2013. Ia pernah menjadi asisten dosen di Departement Kajian Estetika dan Ilmu-Ilmu Seni di FSRD ITB (2014-2015) dan asisten kurator di ruang seni seperti Galeri Nasional Indonesia dan Art 1: New Museum di Jakarta. Rifda juga pernah bekerja sebagai Program Officer untuk Seni dan Ekonomi Kreatif di The British Council Indonesia (2015-2016) dan menjadi bagian dari tim kreatif di Art Jakarta 2019. Rifda kini bekerja di Amnesty International Indonesia sambil menulis dan merencanakan pameran. Minat penelitian Rifda berfokus pada persimpangan antara seni dengan aktivisme dan keadilan sosial. Tulisannya, “Kampung as Living Museum: Curating Networks in Tengok Bustaman Festival” baru-baru ini dimuat dalam prosiding seminar Dies Natalis ke-36 ISI Yogyakarta.