Ketika Cinta Bercadar
Om den här e-boken
Itulah awal perubahan Cinta dalam hal berbusana, yang membuat sebagian teman-temannya merasa kaget dan terheran-heran.
“Inilah yang namanya hijrah. Dari yang kurang baik menuju lebih baik...”
Ada apa dengan Cinta?
Banyak pertanyaan, sindiran, kritikan, penyesalan dan ungkapan-ungkapan kekecewaan lainnya yang mampir ke hadapan Cinta.
Cinta tak mau ambil pusing dengan adanya stigma-stigma yang bernada menghujat perubahan dirinya itu. Bahkan ada teman Facebook-nya yang menulis status, bahwa ia kena virus teroris. Ditambah lagi dengan teman WhatsApp-nya yang mengatakan bahwa dirinya seperti ninja. Dan masih banyak lagi komentar-komentar kontra yang lainnya.
Itulah yang terjadi... ketika Cinta bercadar...!
“EGP ajalah... Emang gue pikirin, gitu loh...”
Cinta men-sikapi semua itu sebagai tantangan dan ujian bagi langkah hijrah-nya itu. Dari pada bersibuk-sibuk menanggapi hal-hal yang tidak penting yang bikin pusing itu, lebih baik merancang strategi penguatan-diri agar tak surut lagi ke belakang dari jalan hijrah yang telah ditempuhnya itu.
Berkat kesabaran dan keberaniannya, satu per satu teman-teman Cinta mulai mengikuti langkah hijrah-nya itu. Bahkan seorang ukhti dari Negeri Singa ingin mengenakan busana kembaran yang sama dengannya.
Lalu... Bagaimana dengan tuntutan seorang ibu terhadap Cinta, karena Cinta dianggapnya telah menabrak anaknya hingga jatuh itu? Apa yang terjadi?!
Selanjutnya bacalah... KETIKA CINTA BERCADAR !!!
#salam-hijrah!
