[Gema Insani]
Nama asli beliau adalah Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Hajar alAsqalani al-Mishri. Beliau dijuluki dengan Syihaabuddin, ayahnya memberinya kun-yah Abu Fadhl. Penyebutan kata al-Asqalani adalah merujuk pada suatu kota yang berada di Palestina. Karena kepandaiannya, beliau memiliki banyak gelar, di antaranya adalah Amiirul Mu‘minin (sebagai pakar dalam bidang hadits), Qaadhi al-Qudhaat (seorang hakim yang sagat bijak, yang disegani oleh rakyat dan penguasa), Syaikul Islam (julukan yang berasal dari muridnya al- ‘Allamah al-Buqa‘i), Al-Hafidz (pemberian dari gurunya al-‘Allamah al- ‘Iraqi, pada masa itu, Ibnu Hajarlah yang paling tahu tentang hadits), Abul Hasan Ali, at-Taufiq (penjaga tahqiq, pemberian dari gurunya Burhanuddin Ibrahim al-Anbasi), Ibnu Hajar Nuruddin asy-Syafi‘i.
Ibnu Hajar lahir pada tanggal 12 Sya‘ban 773 H/18 Februari 1372 M di Mesir. Sejak balita, ibunya meninggal, kemudian ayahnya mengasuh Ibnu Hajar dengan penuh kasih sayang dan perlindungan. Ayahnya adalah seorang pakar fiqih, bahasa Arab, qira’at dan adab. Namun, empat tahun setelah kelahiran Ibnu Hajar, pada bulan Rajab 777 H, ayahnya meninggal. Sepeninggal ayahnya, Ibnu Hajar diasuh oleh Abu Bakar Muhammad bin Ali bin Ahmad Al-Kharubi dan al-’Alamah Syams bin Qahthan. Di bawah bimbingan kakaknya, Ibnu Hajar dibimbing dan diasuh dengan perhatian yang sangat luar biasa, hingga tiap kali Abu Bakar pergi ke Makkah, Ibnu Hajar selalu dibawanya. Al-’Allamah mengajari Ibnu Hajar tentang ilmu fiqih, bahasa Arab, al-Hisab, dan kitab al-Haawi. Pada usia lima tahun, Ibnu Hajar belajar menghafal Al-Qur’an di al-Maktab (semacam sekolah khusus untuk belajar Al-Qur’an dan menghafalnya) kepada Syamsuddin bin Al-Alaf dan Syamsuddin Al-Athrusy. Di umur yang kesembilan, Ibnu Hajar baru bisa mengkhatamkan hafalannya kepada Shadruddin Muhammad bin Muhammad bin Abdurrazaq AsSafthi Al-Muqri’, seorang ahli fiqih dan pengajar. Tiga tahun setelahnya, ketika Ibnu Hajar berumur dua belas tahun, beliau sudah mengimami shalat tarawih di Masjidil Haram.
Karya-karya beliau terdapat lebih dari 250 karya, karya beliau yang paling fenomenal adalah Bulughul Maram dan Fathul Bari yang selalu mendapat apresiasi baik dari berbagai kalangan.
Pada tanggal 28 Dzulhijjah 852 H, selepas shalat Isya, Ibnu Hajar menghembuskan nafasnya yang terakhir pada umur 79 tahun. Beliau dimakamkan di Qarafah ash-Shughra, Mesir. Beliau meninggalkan ilmu yang bermanfaat bagi umat pada masanya dan setelahnya. Karya-karya beliau banyak menjadi acuan bagi para pencari ilmu. Semoga Allah mengampuni beliau dan menunjukkan hidayah bagi para pembacanya, Amiin ya Rabbal ‘Alamiin.