Parmenides: Pemikir tentang Keberadaan yang Tak Berubah mengajak pembaca menelusuri perjalanan intelektual seorang tokoh yang berani melawan alam semesta yang kita lihat. Melalui puisi filosofisnya "Tentang Alam", ia menceritakan perjalanannya ke dunia dewi Kebenaran, tempat ia mendapat pengungkapan bahwa segala sesuatu yang benar-benar "ada" tidak bisa diciptakan, tidak bisa musn, tidak bisa berubah, dan tidak bisa dipisahkan dari dirinya sendiri.
Bagi Parmenides, perubahan adalah ilusi. Jika sesuatu berubah, maka ia harus menjadi "yang bukan dirinya", yang berarti "yang tidak ada"—dan menurutnya, "yang tidak ada" tidak bisa eksis. Maka, realitas sejati adalah satu kesatuan sempurna, padat, dan abadi: "Yang Ada". Dunia yang kita rasakan dengan indra—dengan warna, bentuk, dan waktu—hanya bayangan dari kebenaran yang lebih dalam.
Gagasan ini sangat revolusioner dan kontroversial pada zamannya. Sementara Heraclitus berkata "segala sesuatu mengalir", Parmenides menyatakan "tidak ada perubahan yang nyata". Ia juga menolak konsep ruang kosong, karena itu berarti "ketidakadaan", yang tidak mungkin ada. Alhasil, alam semesta harus penuh, padat, dan tak terpisah.
Meski sulit dipahami, pemikiran Parmenides membuka jalan bagi banyak filsuf besar. Plato, misalnya, mengambil inspirasi dari gagasannya untuk menciptakan dunia Bentuk-Bentuk yang abadi, sebagai kontras dengan dunia fisik yang berubah-ubah. Zeno, muridnya, menciptakan paradoks-paradoks terkenal (seperti "Achilles dan Kura-Kura") untuk membuktikan bahwa gerakan adalah ilusi.
Melalui narasi yang mendalam dan puitis, buku ini tidak hanya menceritakan sejarah seorang filsuf, tetapi juga mengajak pembaca merenung: Apakah dunia yang kita lihat benar-benar nyata? Atau apakah semua perubahan hanyalah bayangan dari realitas yang tak berubah?
Parmenides: Pemikir tentang Keberadaan yang Tak Berubah adalah sebuah perjalanan ke dalam jiwa filsafat Barat. Sebuah pengingat bahwa di balik kerumitan dan perubahan, mungkin tersembunyi suatu kebenaran yang sederhana, abadi, dan tak tergoyahkan.
Sempurna untuk pencinta filsafat, peneliti, atau siapa pun yang ingin menjelajahi batas antara penampilan dan realitas.