Gairah di Balik Topeng Persahabatan

· Love Story Publisher
2.5
2 reviews
eBook
131
Pages
Eligible
Ratings and reviews aren’t verified  Learn more

About this eBook

“Lo tahu kan, kita nggak bisa terus bertahan dengan cara kayak gini.”

Aku mengangguk pelan, meski tubuhku meronta-ronta untuk berteriak, untuk menyerah pada semua perasaan yang sudah terlalu lama terkunci dalam diriku. “Gian…” aku mulai berkata dengan suara serak. “Lo tahu, kan, kita nggak bisa.”

“Tapi kita sudah terlalu dekat untuk menghindar, Nayla,” katanya, suaranya semakin dalam. “Ini bukan cuma tentang persahabatan.”

Ketegangan itu memuncak. Aku bisa merasakan panas tubuhnya yang semakin dekat dengan tubuhku. Dada kami hampir bersentuhan, dan aku tahu dia bisa merasakan degupan jantungku yang tak terkendali.

“Jangan…” bisikku, tapi kata-kataku terasa tak berarti. Aku sudah tidak tahu lagi harus berkata apa. Setiap helaan napasku semakin cepat, dan aku hanya bisa menatapnya, terperangkap dalam matanya.

Dia bergerak sedikit lebih dekat, tangannya kini meraih tangan ku, menggenggamnya dengan lembut, namun tetap kuat. “Nayla… kita tidak bisa menghindari ini. Aku sudah lama ngerasain ini. Kita nggak bisa terus pura-pura.”

Aku menutup mata sejenak, berusaha menahan perasaan yang meluap di dalam diriku. Ini bukan hanya sekedar hasrat fisik. Ini lebih dari itu. Tapi tubuhku tidak bisa lagi menyangkal apa yang dirasakannya. (hal 29-31)

***

Nayla dan Gian adalah sahabat yang telah menari di tepi jurang selama bertahun-tahun, terikat oleh tawa dan rahasia yang tak pernah melanggar garis tak kasat mata. Namun, ketika takdir memaksa mereka berbagi atap, udara di antara mereka berubah—mengental dengan bisikan-bisikan yang tak terucap. Tatapan Gian yang terlalu lama, jari-jarinya yang sesekali menyapu kulit Nayla, seperti percikan yang menunggu membakar. Di balik topeng persahabatan yang mereka kenakan, ada sesuatu yang bergetar, sesuatu yang menggoda untuk dibiarkan liar. Akankah mereka berani melangkah, atau hanya akan terbakar dalam diam?

Malam demi malam, apartemen kecil itu menjadi panggung bagi tarian berbahaya. Nayla merasakan panas di bawah kulitnya setiap kali Gian mendekat, napasnya yang hangat seperti janji yang tak pernah diucapkan. Dia tahu dia seharusnya menjaga jarak, tapi tubuhnya berkhianat, menari mengikuti irama yang tak bisa dia tolak. Gian, dengan senyumnya yang menipu dan mata yang menyimpan badai, seolah menantangnya untuk melanggar aturan. Satu langkah salah, satu sentuhan yang terlalu lama, bisa mengubah segalanya. Bisakah mereka menahan diri, atau akankah topeng itu akhirnya jatuh?

Di antara tawa dan obrolan ringan, ada detik-detik ketika dunia mereka terhenti—ketika jarak di antara mereka terasa terlalu dekat, ketika napas mereka bercampur dalam keheningan. Momen-momen itu seperti nyala api yang menyala dalam gelap, membakar pertanyaan yang tak berani mereka ajukan: apa yang mereka cari di balik pelukan yang terlalu erat, di balik tatapan yang terlalu dalam? Nayla ingin percaya ini hanya permainan sesaat, tapi setiap sentuhan Gian meninggalkan jejak yang tak bisa dia hapus. Ketika garis itu akhirnya dilintasi, apakah mereka akan menemukan kebenaran, atau hanya bayang-bayang hasrat?

Bayang-bayang dunia luar mulai merangsek, membawa desakan yang tak bisa Nayla abaikan. Suara keluarganya bergema, menuntutnya untuk memilih jalan yang telah mereka rancang—a jalan yang tidak melibatkan Gian. Di tengah malam yang penuh bisikan dan sentuhan, Nayla merasa dirinya terpecah: antara kewajiban yang menariknya ke satu arah, dan panas yang memanggilnya kembali ke pelukan Gian. Dia ingin berlama-lama dalam kabut ini, tapi waktu terus berjalan, dan pilihan itu semakin dekat. Akankah dia menyerah pada takdir yang ditentukan, atau mengejar api yang membakar hatinya?

Di ujung kisah mereka, Nayla dan Gian berdiri di ambang yang rapuh, terikat oleh kenangan yang terlalu kuat untuk dilupakan. Mereka memilih kata-kata yang aman, kata-kata yang menyembunyikan apa yang benar-benar mereka rasakan, tapi di baliknya, ada getaran yang tak pernah padam. Setiap pandangan, setiap detik ketika jari mereka hampir bersentuhan, adalah pengingat akan malam-malam ketika dunia hanya milik mereka berdua. Persahabatan mereka kini hanyalah topeng, tapi di baliknya, ada gairah yang menolak untuk diam. Apakah mereka akan selamanya terjebak dalam tarian ini, atau akankah satu hari topeng itu benar-benar terlepas?


Contents:

Hidup Seatap dengan Gian—1

Sentuhan yang Berbeda—11

Susahnya Menahan Hasrat—23

Tidak Bisa Lagi Menahan Diri —35

Saling Membayangkan untuk Pelepas Hasrat—47

Tak ada Yang Mampu Menahan Diri untuk Itu—61

Batas Yang Hilang—79

Nay Tak Ingin Terikat—93

Pengakuan Nayla—107

Harapan Nayla setelah Nikah—121

Ratings and reviews

2.5
2 reviews
Erick Petruck
14 June 2025
best freind
Did you find this helpful?

Rate this eBook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Centre instructions to transfer the files to supported eReaders.