Di tengah penderitaan, ia melahirkan seorang anak perempuan bernama Elkara, yang sejak lahir mengidap Kelainan otak. Meski hidup dalam keterbatasan dan ketidakpastian, kasih sayang Yanika pada Elkara tak tergoyahkan. Kisah ini mengajarkan bahwa bahkan dari jiwa yang paling rapuh, bisa lahir kekuatan terbesar. cinta yang menyelamatkan.
Wahida Ariyanti Nasution lahir di
Medan, Sumatera Utara, pada 1
Juli 2003. Ia menempuh
pendidikan di SD 104263 Pasar
Bengkel (2009 – 2015), SMP
Negeri 3 Perbaungan (2015 –
2018), dan SMA Negeri 2
Perbaungan (2018 – 2021) , kemudian melanjutkan
studi S1 pada Tahun 2021 di Fakultas Hukum Universitas
Medan Area dan lulus pada tahun 2025.
Selain fokus pada dunia akademik, wahida juga
aktif mengembangkan diri melalui magang di Biro
Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara
pada Tahun 2024 dan di sebuah kantor pengacara
pada Tahun 2025. Kecintaannya terhadap dunia
literasi mendorongnya untuk mulai menulis, dan novel ini menjadi karya pertamanya yang berhasil ia
selesaikan. Bagi wahida, menulis adalah perjalanan
menemukan diri sendiri dan berbagi cerita kepada
dunia. Ia percaya, setiap kisah yang ditulis dengan hati
akan menemukan jalannya sendiri ke hati pembaca.
“Semua hal besar selalu dimulai dari langkah kecil dan
ini adalah langkah kecilku.”