Selama satu dekade yang dihabiskan untuk meliput situasi di China sebagai jurnalis keuangan, Dinny McMahon secara bertahap sampai pada kesimpulan bahwa keyakinan yang dipegang luas tentang kebangkitan ekonomi China yang tak terelakkan adalah sangat salah.
Dalam penelaahan mendalam yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, McMahon menunjukkan bagaimana, di balik ilusi kemakmuran, pertumbuhan ekonomi China dibangun di atas tumpukan utang yang mengejutkan. Sementara cerita tentang kota-kota yang baru dibangun tetapi kosong, proyek-proyek negara gajah putih, dan sistem perbankan bayangan yang rumit, semuanya telah menjadi berita utama di media dalam beberapa tahun terakhir, McMahon melangkah lebih jauh dari sekadar berita utama untuk menjelaskan bagaimana pemborosan semacam itu dibiarkan berkembang, dan mengapa salah satu pemerintah paling berkuasa di dunia tidak dapat menghentikannya.
Melalui cerita-cerita warga negara China biasa, McMahon mencoba memahami mekanisme ekonomi China yang unik—dan sering kali aneh—, apakah itu kecanduan negara untuk merampas tanah dari petani miskin; atau mengapa seorang pengusaha Tiongkok memutuskan bahwa lebih murah untuk memindahkan pabrik benangnya ke Carolina Selatan; atau mengapa wali kota Tiongkok yang ambisius membangun kota-kota hantu; atau mengapa birokrasi Tiongkok mampu menghadapi upaya Beijing untuk menghentikan monopoli negara yang tidak ada gunanya atas distribusi garam dapur.
Utang, kepentingan pribadi yang mengakar, kegilaan spekulasi, dan populasi yang menua semuanya mendorong Tiongkok menuju perhitungan ekonomi. Tembok Besar Utang Tiongkok meruntuhkan ekonomi yang sangat rumit dan tidak transparan, ekonomi yang peruntungannya—baik atau buruk—akan membentuk dunia seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hati yang gembira adalah obat yang manjur
Dinny McMahon adalah jurnalis keuangan Australia yang memiliki pengalaman luas meliput ekonomi Tiongkok. Ia menghabiskan satu dekade di Tiongkok, bekerja untuk berbagai publikasi bergengsi seperti The Wall Street Journal dan Dow Jones Newswires. Setelah meninggalkan Tiongkok pada tahun 2015, McMahon mengikuti program beasiswa di Woodrow Wilson International Center for Scholars di Washington DC, tempat ia menulis bukunya.
Latar belakangnya menggabungkan pelaporan di lapangan dengan penelitian akademis, sehingga memberikan perspektif unik tentang berbagai isu ekonomi Tiongkok. Saat ini bermarkas di Chicago, McMahon melanjutkan pekerjaannya mengenai masalah ekonomi Tiongkok di MacroPolo, sebuah lembaga pemikir khusus.