Esai Urban Feminis

· Hasfa
Ebook
80
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Kota sering dipahami sebagai ruang maskulin: tegas, hiruk, penuh ambisi dan rencana besar. Tapi saya percaya, kota juga disusun oleh yang sunyi. Oleh yang tidak tercatat. Oleh perempuan-perempuan yang tidak pernah diundang dalam rapat perencanaan kota.

Pagi itu, saya berjalan menyusuri alun-alun Demak sebelum matahari benar-benar muncul. Udara dingin, wangi tanah dan embun bercampur dengan aroma kopi tubruk dan nasi bungkus. Di pojok masjid, para ibu keluar dari pawestren—ada yang bergandengan tangan dengan pasangannya, ada yang berjalan sendiri, pulang ke rumah yang mungkin masih gelap dan sepi.

Lalu di sudut lain, saya melihat perempuan yang sedang menggelar dagangan: nasi kuning, nasi uduk, kopi hitam. Untuk siapa? Untuk mereka yang tak sempat sarapan, atau yang terlalu lelah pulang kerja malam. Bahkan di sisi timur alun-alun, perempuan lain masih sibuk melayani pembeli—mungkin para penjaja seks yang baru selesai shift-nya, atau petugas kebersihan yang mulai harinya saat orang lain masih berselimut.

Pemandangan-pemandangan ini yang kemudian saya tuliskan dalam buku Perempuan-Perempuan yang Menyusun Kota. Esai-esai ini bukan hanya tentang ruang kota, tapi tentang tubuh, keberanian, dan ketahanan. Tentang bagaimana perempuan bekerja—baik secara harfiah maupun simbolik—untuk menjaga kehidupan kota tetap berdenyut.

Ini adalah buku tentang yang tak terlihat. Tentang mereka yang tidak disebut. Tapi justru merekalah yang menyusun kota, dengan cara paling jujur dan paling manusiawi.

Jika kamu ingin membaca kota dari arah yang berbeda, dengan mata yang lebih lembut dan hati yang lebih terbuka—barangkali buku ini bisa jadi temanmu.

Selamat membaca.


About the author

Menulis dari ruang-ruang yang tak dinamai, dari sela-sela trotoar yang sering luput dalam peta kota. Arsitek, sastrawan, dan penggiat literasi, Dian percaya bahwa tubuh perempuan adalah bagian dari lanskap kota yang paling jujur. Ia menyusuri jalanan subuh, mushola kecil di pasar, sudut penjara yang lembab, hingga warung kopi 24 jam—bukan sekadar sebagai pengamat, tapi sebagai bagian dari denyut yang sering diabaikan.

Karya-karyanya menjembatani antara ruang dan rasa, antara struktur fisik dan fragmen emosi. Ia tidak hanya merancang bangunan, tapi juga membangun narasi: tentang ketimpangan, keberanian, dan kerentanan. Di antara batu bata dan sajadah, antara nasi bungkus dan tikungan jalan, ia menemukan puisi-puisi perempuan yang tak sempat dituliskan.

Dian adalah pendiri sejumlah inisiatif literasi dan arsitektur inklusif, serta aktif dalam riset-riset interdisipliner yang menjembatani ruang, spiritualitas, gender, dan budaya lokal. Buku ini adalah salah satu ikhtiar kecilnya untuk menuliskan ulang kota—agar lebih ramah bagi semua tubuh, terutama tubuh-tubuh yang telah terlalu lama dibisukan.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.