âMba Imah, aku mau ke kampus bentar.â
Kami saling pandang, dan aku freeze. Wajahnya merah, matanya turun ke payudaraku, ke pahaku, terus buru-buru balik ke atas. Aku canggung, tapi aku coba tenang.
âEh, Fahmi, mohon terbiasa dengan aku gini di rumah. Aku gak betah pake baju tertutup. Tapi jangan bilang siapa-siapa, ya,â kataku, pura-pura santai. Dia ngangguk cepet, bilang,
âI-iya, Mba,â terus buru-buru pergi. Aku masuk kamar, duduk di ranjang, dan tiba-tiba aku ngerasa gatel. Aku takut, tapi aku suka. Aku tahu, ini awal dari sesuatu yang berbahaya. (Hal 29-31)
***
Fahmi tak pernah menduga bahwa kost barunya akan mengubah hidupnya selamanya. Di balik pintu rumah mewah Pak Luhut dan Bu Imah, dia menemukan lebih dari sekadar tempat tinggalâgodaan yang tak bisa dia hindari. Bu Imah, dengan daster tipis dan celana pendek ketat yang memamerkan tubuhnya, adalah sosok yang memikat sekaligus berbahaya. Setiap tatapan, setiap sentuhan, menarik Fahmi ke dalam pusaran nafsu yang dia tahu salahâtapi tak bisa dia tolak.
Tiga kali Imah merayunya, tiga kali Fahmi hampir jatuh. Dari lampu rusak yang membawa tangan mereka bersentuhan, makan malam berdua yang penuh janji bisu, hingga kolam renang di belakang rumah yang basah oleh hasratâsemuanya berakhir sia-sia. Namun, malam hujan lebat menjadi titik balik. Di ranjang yang seharusnya milik suami Imah, Fahmi menyerah pada dorongan liar yang mengubahnya dari pemuda polos menjadi budak nafsuâdan rahasia itu nyaris terbongkar.
Lalu datanglah permintaan yang tak pernah Fahmi bayangkan. Pak Luhut, suami yang seharusnya murka, malah duduk di sudut kamar, menonton dengan mata lapar saat Fahmi menggagahi istrinya. Amarah berubah menjadi obsesi, dan Fahmi terjebak dalam permainan gila yang mengguncang akal sehatnya. Setiap dorongan, setiap jeritan Imah, disaksikan oleh pria yang seharusnya membencinyaâtapi malah menikmatinya. Hingga akhirnya, Fahmi menyadari satu hal: dia harus lari.
Apa yang mendorong Fahmi pergi dari kost itu? Apakah rasa bersalah yang menghantuinya, ketakutan akan Pak Luhut yang semakin liar, atau sesuatu yang lebih dalam yang dia temukan dalam dirinya sendiri? Kisah ini bukan sekadar tentang nafsuâini tentang batas moral yang runtuh, hasrat yang membakar, dan keputusan yang mengubah segalanya. Buka halaman pertama, dan ikuti Fahmi menyelami kegelapan yang dia tak bisa lepaskanâatau lupakan.
Daftar Isi
Aku, dan Masa Laluku Yang Nakalâ1
Rinal: Pacar Pertamakuâ8
Deni: Si Romantisâ10
Rinto: Si Bad Boyâ12
Yudi: Teman Dekat yang Nakalâ13
Ian: Si Misteriusâ15
Menikah dengan Budiâ17
Kedatangan Fahmiâ25
Semua Berawal dari Siniâ29
Berawal Dari Senang Menggodanyaâ31
Lampu Rusak dan Hasratku yang Membaraâ35
Makan Malam dan Godaan yang Sia-Siaâ48
Kolam Renang dan Godaan yang Hampir Berhasilâ63
Hujan, Petir, dan Kemenangan Hasratkuâ80
Kedatangan Budi dan Sergapan Mendadakâ101
Berusaha Menutupi dengan Kebohonganâ108
Budi Curigaâ114
Pengakuan Imah dan Reaksi Budiâ117
Amarah Budi yang Memudar dan Hasrat yang Membesarâ129
Permintaan Cuckoldâ135
Permainan Dimulai: Imah dan Fahmi di Depan Budiâ147
Aku Bisa Gilaâ158
Budi Merencanakan Permainan Baruâ167
Fahmi Memutuskan Pergiâ181
Permainan Baru dengan Dedi dan Budiâ197
Fahmi, Dimanakah dirimu?â210
POV Fahmiâ223
Semua berawal dari Siniâ227
Mbak Imah Menggodaku Saat Ganti Bohlamâ230
Diajak Berenang, dan Nyaris Lupa Diriâ236
Keperjakaanku berhasil direnggut Mbak Imah.â239
Permintaan Budi: Cuckoldâ244
Maaf, Mbak Imah, Aku Pergiâ246