Festival Pelan sudah berlalu sepekan, meninggalkan desa dalam suasana baru: halaman kuil kembali hidup, rak sandal dipenuhi setiap sore, dan suara lesung kadang masih terdengar samar ketika angin lewat. Anak-anak menirukan nyanyian itu, ibu-ibu bercerita sambil mengupas mangga, dan bapak-bapak mulai memperbaiki jalan kecil menuju kuil. Semua seolah menemukan alasan baru untuk menjaga ruang yang pernah dianggap kosong.